Friday, April 16, 2010

Bentuk Dukungan, Rela Tak Dibayar

UNTUK level Surabaya, nama Rucita Permatasari sebagai model sudah cukup dikenal. Selain pernah kondang menjadi model DetEksi, wajah Rucita kerap terlihat dalam perhelatan modeling besar di Surabaya.

Namun, bisa dipastikan kini wajah sedapnya bisa semakin banyak terlihat dalam beberapa pekan mendatang di billboard besar di Surabaya. Sebab, gadis 20 tahun tersebut menjadi model iklan kampanye Risma-Bambang. Salah satunya terlihat di Jalan Raya Gubeng.

Cerita itu bermula ketika Rucita mendengar ada lowongan untuk menjadi model iklan billboard politik. Berprofesi sebagai model, tentu saja mahasiswi Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Ciputra tersebut tertarik untuk melamar.

Yang membuat dirinya semakin tertarik adalah model untuk iklan politik. ''Kebetulan saja, saya kuliah di desain komunikasi visual. Saya juga tertarik untuk mengetahui bagaimana komunikasi visual yang baik untuk politik tersebut,'' katanya.

Yang membuat Rucita senang, belakangan diketahui bahwa yang mencari model tersebut adalah tim pemenangan Risma-Bambang. ''Kami memang mengemas kampanye pemenangan pasangan kami dengan cara yang sangat kreatif. Yang eye catching, kelihatan cerah, ceria. Politik tidak berarti sangat berat dan harus sangat serius,'' jelas Jagat Hariseno, ketua pemenangan tim Risma-Bambang bidang eksternal.

Karena itu, yang terjadi adalah sebuah hubungan timbal-balik. Seno mendapatkan model dengan harga terjangkau, sedangkan Rucita bisa secara langsung melihat bagaimana proses kerja komunikasi visual -sebuah hal yang tentu sangat mendukung studinya di Universitas Ciputra tersebut.

Menariknya, mantan model DetEksi itu mengaku mau menjadi model iklan kampanye Risma-Bambang karena keyakinan politiknya. ''Sama sekali bukan karena uang. Memang ada fee karena soal profesionalitas. Tapi, aku mau karena aku pilih Risma-Bambang,'' tegas wanita yang berulang tahun setiap 24 Oktober tersebut.

Menurut Rucita, dirinya memilih Risma-Bambang karena juga ada faktor perempuan. ''Sekarang zamannya emansipasi. Sejak dulu, perempuan jarang mendapat kesempatan menjadi pemimpin. Sebagai cewek, aku mendukung calon perempuan,'' tuturnya. (*/c5/dos)

Sumber : Jawa Pos (8 April 2010)

Risma-Bambang | Not The Others

No comments:

Post a Comment